Jumat, 02 Oktober 2009

sedikit tentangku . . .

Letih hatiku

resah jiwaku

tertipu fatamorgana dunia

semakin jauh kuayun langkahku

semakin dalam berkubang dosa

illlahi kini tlah kusadari

kedamaian hanya dalam iman

semakin jauh meniti jalanku

semakin teduh sejuk jiwaku

hanya maaf-Mu yang kini ku pinta

hanya rahmat-Mu yang kini kudamba

sembah sujudku hanyalah pada-Mu

puji syukurku hanyalah untuk-Mu

*Bijak-Kembali*

bismillahirahmanirrahiim . . .

orang bijak berkata bahwa tidak ada yang tetap dalam hidup ini, semuanya berubah, yang tetap adalah perubahan itu sendiri.

semua orang pasti mengalami perubahan, sejak nafas pertama terhembus di dunia ini sampai akhir perjalanan hidupnya. Begitu juga yang sudah, sedang, dan akan kualami. berawal dari lahirnya di dunia ini tanggal 16 Desember 1988 dengan berat 4kilo lebih yang menjadi cerita tak kenal basi di keluarga besar karena lumayan (lebih tepatnya sangat) merepotkan orang tua terutama ibu. Ditakdirkan jadi anak ke-3 dari 4 saudara kandung dan 1 saudara angkat. Lahir dan besar di Lampung tepatnya kecamatan pringsewu (bukan nama restoran y...) dari keluarga keturunan jawa tulen (meskipun anak2nya gak "njawani") termasuk aku. Bapak asli klaten dan Ibu keturunan Jawa Timur yang udah lahir di lampung. Mbakku no.2 lebih suka disebut orang lampung, tapi aku sendiri lebih suka disebut orang jawa.

Mulai berinteraksi dengan orang banyak di TK Aisyah Bustanul Atfal Pringsewu selama dua tahun. Setelah itu lanjut ke SD Muhammadiyah Pringsewu selama 6 tahun disana. Gedung sekolah yang menjadi saksi bisu fase2 perubahanku. mulai dari perubahan fisik (tambah gede dunk..), mental (mulai puber dari SD kalo gak salah...) dan sedikit spiritual (sempet nyangkut di pondok putri Nurul Huda namanya,selama 1tahun, kelas 4-5 SD).

Keluar dari Pondok karna gak betah waktu itu, istilah orang jawa "ucul" yang maksudnya ngerasa bebas dari aturan2 yang mengikat dan berlanjut sampai SMP. Bersyukur masuk SMP N1 Pringsewu yang lumayan kondusif untuk anak seumuranku waktu itu. pencarian jati diri dimulai dari SMP dengan mencoba hal-hal baru dari yang positif sampai cukup negatif (cukup aja ya...).

perjalanan berlanjut di SMA1 Pringsewu dengan temen2 yang gak jauh beda dari temen SD (Of course, sekolah di pringsewu terus....). Pernah merasakan korban tradisi kepercayaan orang-orang yang ngakunya modern tentang sweet seventeen yang jadi kenangan lucu kalo dinget2 sekarang. hehehe....

hupf....

mungkin disini titik tolak kelanjutan perjalanan hidupku sekarang. Lulus SMA dengan semangat tuinggi masuk kedokteran langsung bimbel intensif ke kota besar (kata temen2 anak band dulu buat cek sound calon tempat kuliah). Hasil yang kurang disyukuri waktu itu adalah diterima di Psikologi UNS. Yah buat menghibur hati, seenggaknya masih di fakultas kedokteran (hehehe...).

"segala amal itu tergantung niatnya..." karena niat yang kurang baik dan kekeuh pengen masuk kedokteran, baru kuliah kurang lebih tiga bulan, kuputuskan untuk meninggalkan psikologi, UNS, dan Solo dengan segala isinya. Kata bahasa novel, kuayunkan langkahku menuju kota pelajar (Jogjakarta.red) yang memiliki etos belajar tanpa batas. Mungkin bahasa para TKI mengadu nasib di negeri orang (berle . . . . berlebihan). Dengan pertimbangan yang matang di tambah spekulasi, memulai perjuangan baru di jogja buat bimbel intensif lagi khusus alumni yang memiliki risiko besar (diterima atau tidak sama sekali di kedokteran).

ikhtiar dan doa-doa mulai kuluncurkan bak motor 2 tak yang keluar dari 'phedokan' di korek habis biar bisa ngebut di arena road race untuk merayu sang Maha Pemberi agar mengabulkan keinginanku dan keluargaku. Alhamdulillah setelah 6 bulan berada dalam kondisi yang tidak menentu, masih ada universitas yang mau menerimaku di pendidikan dokter'y. Universitas yang beruntung itu (hoho...) tak lain tak bukan adalah Unsoed Purwokerto tahun 2008 sampai saat ini.

Lalu, masa tiga bulan di UNS apakah berlalu begitu saja? Jawabannya tidak saudara-saudara se-bangsa se-tanah air . . . .

Dalam tiga bulan ini, aku merasakan pengalaman yang tak akan terlupakan, pengalaman yang menjadi titik tolak perjalananku saat ini. Pengalaman yang membuatku terbangun dari tidur panjang dan anemsiaku terhadap janjiku pada Rabbku saat arwahku ditiup ke jasad yang suatu saat akan hancur ini. Ada suatu fase dimana sisi kanan dan kiriku sama kuatnya menarikku agar aku ikut bersamanya, tapi dengan kasih sayang-Nya dan Kelembutan-Nya, Dia membuat skenario yang cantik nan indah untuk membawaku setidaknya merambat naik di tepian jurang yang dalam. Maha Besar Allah, Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?

In ngayukyokarto, aku bertemu dengan sekelompok orang yang membuatku merasa ada di dunia ini dengan segala peran dan tugas serta tanggung jawabnya. Komandan dengan sekarung penuh motivasi seperti tak kan habis dimakan tikus (lho..??), dan prajurit yang saling melindungi dari serangan musuh menemani hari-hari indahku yang takkan terlupakan disana. Berada bersama mereka seperti di taman dengan tanaman bunga-bunga indah dan pohon2 yang manis buahnya. "Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?"

Hal itu semua tidak terlepas dari doa-doa wanita hebat yang dihadirkan Allah dalam hidupku. Ibunda tercinta yang dalam pikiran pun tidak pernah merasa lelah dan putus asa mendoakan anaknya dengan merelakan malam-malam panjang tidurnya tersita. I Love Ibuku bangetzz...!! Yang kedua adalah my best sister yang ibuku mengandungnya tepat sebelum aku dikandungnya. Dia adalah wanita yang dengan sabar membimbing adiknya dalam pencarian jati diri. Merekalah top list wanita2 paling berpengaruh dalam hidupku. selain itu masih banyak wanita-wanita hebat penuh inspirasi yang sempat mengisi hari-hariku. Ya Allah, berkahilah mereka dan pertemukan kami di jannah-Mu.

Semoga sekelumit perjalanan ini bisa menjadi pelajaran dan semangat buat semua pembaca untuk terus berproses, berubah menembus ketidakmungkinan Fillah. Karena pada dasarnya kita semua sedang berproses menjadi orang yang lebih baik untuk agama, keluarga, nusa dan bangsa. Allahu Akbar...!!!

Kini, ditempat perahu perjalananku berlabuh, kota mendoan dan tempe kripik plus bonus ngapaknya yang Subhanallah, kan kulanjutkan prjuangan mengais pecahan-pecahan iman yang hancur berserakan di bumi ini. Semoga ridha Allah menjadi bahan bakar penggerak tulang-tulang yang penuh kemalasan dan kelalaian ini.

Dan semoga hal kecil ini bisa menjadi manfaat untuk sesuatu yang besar. Insya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar